Rabu, 15 Juni 2016

Kemajuan IPTEK dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Sosial

(Tugas Softskill ke-9)
https://www.maxmanroe.com/ini-dia-jejaring-sosial-dari-indonesia-layak-untuk-dicoba.html



Perkembangan IPTEK  menjadi hal yang luar biasa bagi peradaban umat manusia di era globalisasi. Dari adanya perkembangan IPTEK, kemudahan demi kemudahan dapat kita rasakan. Bahkan tidak bisa kita sangkal bahwa IPTEK telah dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang dimiliki oleh tiap-tiap orang.

Kehadiran IPTEK beserta perkembangannya tentu berdampak bagi segala bidang aspek kehidupan, salah satunya ialah aspek sosial. Hal konkret yang dapat kira rasakan dari perkembangan IPTEK terhadap bidang sosial yaitu melalui keberadaan media sosial. Media sosial adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking). Seperti yang sudah kita ketahui, saat ini sudah terdapat banyak media sosial seperti instagram, facebook, twitter, snapchat, path, youtube, dan masih banyak lagi. Seakan tidak cukup, saat ini pun masih banyak orang yang berlomba-lomba dalam berinovasi menciptakan media-media sosial dan membuatnya saling bersaing satu dengan yang lain.

Keberadaan media-media sosial ini telah menjadi sarana manusia untuk melakukan komunikasi. Meskipun orang yang satu jaraknya jauh dengan yang lain, mereka tetap bisa saling berbicara atau pun membagikan aktivitas yang sedang dikerjakannya. Seperti melalui media sosial instagram, kita bisa memberi tahu kepada dunia dalam bentuk foto maupun video tentang kegiatan apa yang sedang kita lakukan, pemandangan apa yang ada di hadapan kita, atau bahkan makanan apa yang sedang kita makan saat ini.

Dengan adanya media sosial, jarak menjadi tidak berarti dan manusia menjadi semakin dipermudah untuk berkomunikasi, namun berkomunikasi secara langsung dengan bertatap muka masih menjadi cara komunikasi yang baik dibandingkan jika kita hanya berkomunikasi melalui media sosial. Maka dari itu, jadikanlah media sosial sebagai sarana untuk mendekatkan yang jauh, bukan menjauhkan yang dekat ya, sobat. Be social, be smart!

Sumber Referensi:


Energi yang Paling Banyak Digunakan oleh Manusia

(Tugas Softskill ke-8)


Energi berasal dan bahasa Yunani “energia” yang berarti kegiatan atau aktivitas. Kata itu terdiri dan en (dalam) dan ergon (kerja). Jadi, pengertian energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha/kerja. Dalam satuan SI energi dinyatakan dalam joule (J). Satuan energi lainnya adalah kalori (kal). James Presecott Joule menunjukkan hubungan antara kalori dan joule, yaitu: 1 kalori 4,18 joule atau 1 joule 0,24 kalori

Energi ada berbagai macam jenis, antara lain:

a. Energi Kimia
Perhatikan sebuah senter yang ada di rumahmu atau yang ada di laboratorium sekolah, kemudian nyalakan. Mengapa lampu senter bisa menyala? Lampu senter bisa menyala karena ada sumber energi yaitu batu baterai. Batu baterai memiliki energi kimia. Dalam kehidupan sehari-hari sumber energi kimia antara lain: makanan, bahan bakar minyak, kayu bakar, dan aki. Jadi, energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam senyawa-senyawa kimia.

b. Energi Kinetik
Perhatikan ketika sebuah bola yang ditendang mengenai kaca, maka kaca akan pecah. Mengapa demikian? Bola yang bergerak memiliki energi kinetik sehingga mampu memecahkan kaca. Jadi, energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Contohnya mobil yang bergerak, angin yang berhembus, dan baling-baling kipas angin yang bergerak.

c. Energi Listrik
Energi listrik timbul dan perpindahan muatan-muatan listrik. Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak digunakan. Misalnya, listrik untuk peralatan rumah tangga (ricecooker, setrika, kompor listrik), peralatan elektronik, dan lampu penerangan.

d. Energi Kalor
Sumber energi kalor terbesar adalah matahari. 


e. Energi Cahaya
Perhatikan ruangan kamu malam han. Tanpa cahaya lampu, ruangan akan gelap. Tanpa cahaya kita tidak bisa melihat apapun. Kita bisa melihat karena ada sumber cahaya atau benda memantulkan cahaya ke mata kita. Selain itu, cahaya juga dibutuhkan oleh tumbuhan. Sumber energi cahaya antara lain: cahaya Matahari dan cahaya lampu.

f. Energi Otot
Energi otot adalah energi yang dihasilkan oleh otot tubuh.  Manusia dan hewan bisa menggerakkan organ tubuhnya untuk melakukan aktivitas karena memiliki energi otot.

g. Energi Bunyi
Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan oleh getaran benda. Contohnya, bunyi bel listrik, bunyi orang berbicara, dan bunyi alat-alat musik. Adanya bunyi memungkinkan kita dapat menikmati suara musik yang merdu, karena energi bunyi mampu menggetarkan gendang telinga sehingga bunyi bisa terdengar. Bunyi memiliki energi, buktinya bunyi halilintar bisa memecahkan kaca jendela.

h. Energi Nuklir
Energi nuklir terjadi karena adanya reaksi fisi atau reaksi fusi dalam atom dan unsur radioaktif seperti uranium. Energi nuklir bisa dimanfaatkan untuk sumber energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

i. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena letak atau kedudukannya. Semua benda yang berada di atas permukaan Bumi memiliki energi potensial karena adanyagravitasi Bumi. Contohnya, buah mangga di pohonnya.


Dari banyaknya macam energi di atas, energi yang paling sering digunakan oleh manusia adalah
energi listrik,   meskipun pada kenyataannya sumber energi terbesar dimiliki oleh energi panas atau kalor yang di dapat dari matahari.

Energi listrik dapat dubah ke dalam bentuk energi lain. Misalnya:
- Energi Listrik menjadi Energi Panas: penggunaan oven, hairdryer, kompor listrik, setrika dan  microwave.
- Energi Listrik menjadi Energi Kimia: charger batu baterai, pengisian aki atau accumulator.
- Energi Listrik menjadi Energi Gerak: penggunaan AC, kipas angin, mobil mainan, mixer, blender dan masih banyak lagi.



Sumber:
http://www.artikelsiana.com/2014/09/pengertian-energi-bentuk-bentuk-Energi-contoh.html
http://benergi.com/contoh-perubahan-energi-dalam-kehidupan-sehari-hari

Unsur Baru dalam Tabel Periodik Unsur

(Tugas Softskill ke-7)


Buku pelajaran dan panduan kimia di sekolah-sekolah seluruh dunia yang memuat tabel periodik unsur bakal segera direvisi. Serikat Internasional Kimia Murni dan Terapan (IUPAC) mengumumkan empat unsur baru, dengan nomor 113, 115, 117, dan 118, akan ditambahkan ke dalam tabel yang diformulasi ahli kimia Rusia, Dmitri Mendeleev, pada 1860-an itu. Dengan tambahan unsur-unsur baru tersebut, baris ketujuh tabel itu, yang sebelumnya "bolong", akhirnya komplet.

Empat unsur itu ditemukan tim peneliti dari Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat. Keempatnya menjadi tambahan unsur baru sejak 2011, saat unsur 114 (flerovium) dan 116 (livermorium) didaftarkan. IUPAC menyelesaikan verifikasi unsur-unsur baru itu melalui berbagai studi sejak 2004. Untuk sementara, belum ada nama resmi untuk empat unsur yang berumur sangat singkat dan tergolong radioaktif itu. Mereka saat ini dinamai dalam bahasa Latin, yaitu ununtrium, ununpentium, ununseptium dan ununnoctium, yang masing-masing menggambarkan jumlah proton dalam nukleus atom sebanyak 113, 115, 117, dan 118.

Presiden Divisi Kimia Inorganik IUPAC, Jan Reedijk, mengatakan komunitas dan penggemar kimia akhirnya bisa melihat tabel periodik lengkap hingga baris ketujuh. "IUPAC kini memulai proses untuk menetapkan nama dan simbol resmi unsur tersebut," kata dia dalam rilis IUPAC, akhir Desember lalu.

Unsur-unsur baru itu tak ada di alam. Uranium, dengan 92 proton, adalah unsur terberat yang ada di alam. Unsur-unsur baru itu lebih berat daripada uranium dan hanya bisa dibuat di laboratorium. Unsur 113 dibuat oleh para peneliti di laboratorium riset Riken, Jepang. Unsur 115 dan 117 adalah produk kolaborasi tim Rusia dan Amerika Serikat di Institut Gabungan Riset Nuklir di Dubna, Rusia; Lawrence Livermore National Laboratory, California; dan Oak Ridge National Laboratory, Tennessee.

Unsur 118 sebenarnya sudah berhasil diproduksi pada 2006. Namun para peneliti butuh beberapa tahun untuk membuktikan eksistensi unsur yang awalnya dideteksi secara tak langsung. "Kesulitan utama membuat unsur baru adalah mereka meluruh menjadi isotop tak dikenal dari unsur yang lebih ringan sehingga perlu diidentifikasi lagi," kata Paul J. Karol, ketua tim kerja gabungan komite para ahli dari IUPAC dan Serikat Internasional Fisika Murni dan Terapan (IUPAP).

Proses produksi unsur-unsur itu terbukti bisa diulang. Para peneliti membuat unsur superberat ini-jumlah protonnya lebih dari 104-dengan menabrakkan dua atom menggunakan akselerator partikel. Dua atom yang saling dibenturkan itu terkadang menyatu dan membentuk unsur baru. Masalahnya, sifat mereka sangat tak stabil, meluruh begitu cepat dan radioaktif, yang membuat mereka lebih berbahaya daripada uranium. Isotop unsur 113 yang dibuat di Riken, misalnya, hanya bertahan kurang dari seperseribu detik. Isotop unsur 117 hanya memiliki waktu paruh 78 milidetik. Adapun waktu paruh isotop unsur 118 paling lama "hidup" hanya 890 mikrodetik.

Kondisi tak stabil ini dipengaruhi oleh proton yang pada dasarnya saling menolak. Pada atom ringan, proton bisa diikat menggunakan energi nuklir kuat, satu dari empat energi dasar yang ada di alam. Energi dahsyat ini biasanya muncul dalam ledakan nuklir. Pada atom berat, seperti uranium, sangat sulit untuk mempertahankan ikatan proton dan akhirnya meluruh menjadi unsur yang lebih stabil tapi protonnya lebih sedikit.

Mengapa para ilmuwan sibuk menemukan unsur baru ini? Tentu mereka bukan sekadar melengkapi tabel periodik. Kimiawan percaya bahwa ada "kawasan stabil" tempat unsur-unsur superberat tidak akan tidak stabil. Ahli kimia Rusia yang terlibat dalam riset pembuatan unsur 113-116 dan 118, Yuri Oganessian, menyatakan bahwa "kawasan stabil" itu mungkin ada.

Teori Quantum menyatakan bahwa mungkin untuk membuat unsur yang luar biasa berat, yang memiliki lebih dari 120 proton, yang juga sangat stabil. Unsur-unsur ini akan berada di "kawasan stabil" di ujung tabel periodik unsur dan tak ada yang tahu macam apa ciri-cirinya nanti. Bila unsur itu ditemukan, entah apa yang bisa dicapai manusia berikutnya.


Kepala tim Riken, Kosuke Morita, mengatakan pembuktian eksistensi unsur 113 membuka jalan riset selanjutnya. "Kami berencana untuk menjelajah wilayah tak dikenal dari unsur 119 dan seterusnya, memeriksa ciri kimia di baris ketujuh dan kedelapan tabel periodik," kata dia. "Mungkin, suatu hari nanti, kami berhasil memecahkan misteri stabilitas itu."


Tanaman Transgenik sebagai Dampak Negatif Bioteknologi

(Tugas Softskill ke-6)

Secara umum, bioteknologi adalah aplikasi organisme atau bagian tubuh organisme ke dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.  Pemanfaatan organisme atau komponen sbuselulernya dilakukan denga terarah dan terkontrol untuk melibatkan multidisiplin serta aplikasi yang terpadu dengan mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika molekuler, dan teknik kimia.

Sebagian dari keberhasilan bioteknologi yang menarik perhatian masyarakat adalah rekayasa genetika. Rekayasa genetika merupakan bagian dari bioteknologi modern yang ditemukan oleh Watson dan Crik tahun 1953 dari model utas ganda DNA. Sebelumnya masyarakat telah mengetahui bioteknologi tradisional. Bioteknologi tradisional yaitu diterapkan dengan pembuatan minuman anggur dan keju dengan menggunakan mikroba, pemulihan tanaman pangan, atau perkawinan silang pada hewan.

Seiring berkembangnya zaman, kini telah ditemukan bioteknologi modern yang sangat membantu berlangsungnya kehidupan manusia. Namun, tidak selalu dampak yang dihasilkan dari bioteknologi bersifat positif. Ada pula dampak negatif yang dapat berpengaruh besar bagi ekosistem dan kelangsungan hidup makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

Tanaman transgenik menjadi salah satu penyebab timbulnya dampak negatif dari bioteknologi. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman.

Namun, yang perlu untuk kita ketahui adalah, tanaman transgenik ini dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit-penyakit baru. WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen AAD yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae. Akibatnya, bakteri ini menjadi kebal terhadap antibiotik streptomisin dan spektinomisin.

Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yang dapat mematikan bakteri tersebut. Oleh karena itu, penyakit GO dikhawatirkan tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas transgenik. Dianjurkan pada wanita penderita GO untuk tidak memakai pembalut dari bahan kapas transgenik. Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui menghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi sehingga apabila digunakan dalam pembuatan sarung tangan dan kondom, dapat diperoleh kualitas yang sangat baik.

Namun, di Amerika Serikat pada tahun 1999 dilaporkan ada sekitar 20 juta penderita alergi akibat pemakaian sarung tangan dan kondom dari bahan karet transgenik. Selain pada manusia, organisme transgenik juga diketahui dapat menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggris pada tahun 1998 melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberi pakan kentang transgenik memperlihatkan gejala kekerdilan dan imunodepresi.

Selain itu, masih banyak lagi dampak negatif dari bioteknologi, seperti:

1. Toksisitas bahan pangan.

Transfer genetik terjadi di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika bahan pangan dikhawatirkan dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidak pernah dijumpai pada bahan pangan konvensional.

Di antara kedelai transgenik, misalnya, pernah dilaporkan adanya kasus reaksi alergi yang serius. Begitu pula, pernah ditemukan kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk menghasilkan pelengkap makanan (food supplement) triptofan. Kemungkinan timbulnya risiko yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan akumulasi hasil metabolisme tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikan kontribusi toksin, alergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia.

2. Potensi erosi plasma nutfah.

Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut.

Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan kepada gulma milkweed (Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya. Daun gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang memakan daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut akan mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadi kematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapat memberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.

3. Potensi pergeseran gen.

Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah. Tanaman tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula hanya mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya. Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.

4. Potensi pergeserean ekologi.

Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.

Kesimpulannya, sampai saat ini, kehadiran tanaman transgenik masih menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian global.


Sumber referensi:

Perjalanan Manusia Menuju Ruang Angkasa

(Tugas Softskill ke-5)

Sebagian besar dari kita semua pasti sudah tahu siapa itu Neil Amstrong. Ia adalah manusia pertama yang berhasil mendaratkan diri di bulan dengan menggunakan Apollo 11. Bersama dengan rekannya, Buzz Aldrin, ia berhasil menginjak bulan pada tanggal 20 Juli 1969. Mereka mendarat dengan selamat di Tranquility Base dan berada di permukaan Bulan selama 21 jam 36 menit 21 detik.

Dari kesempatan pendaratan pertamanya di bulan, Neil dan Aldrin mengambil sampel bebatuan bulan, menancapkan bendera AS, menanamkan seismograf, dan melakukan eksperimen bernama Lunar Ranging Retroreflector yang bertujuan mengukur jarak antara bulan dengan bumi menggunakan sinar laser.

Setelah prestasi yang berhasil dicapai oleh kedua orang tersebut banyak astronot kemudian kembali mencoba untuk menginjak bulan. Hal ini terbukti dengan adanya misi selanjutnya menggunakan pesawat Apollo 12, Pete Conrad and Alan Bean menjadi orang kedua yang melakukan pendaratan di Bulan. Apollo 12 diluncurkan pada tanggal 14 November 1969 dengan misi mengontrol dan memperbaiki wahana antariksa Surveyor 3. Sedangkan pada misi Apollo 13 mengalami kecelakaan kebocoran tanki oksigen sehingga menyebabkan batalnya pendaratan di Bulan.

Selanjutnya hadir pula Apollo 14 hingga Apollo 19. Banyaknya percobaan dan keberhasilan untuk mencapai wilayah luar angkasa ini membuktikan bahwa manusia mampu menciptakan teknologi yang mendukung tercapainya hal-hal di atas.

Selain prestasi pendaratan di bulan, belum lama ini manusia kembalimencoba untuk melakukan pencapaian-pencapaian lainnya, seperti astronaut Amerika Serikat Scott Kelly bersama Kosmonaut asal Rusia, Mikhail Kornienko mengakhiri misi setahun tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) (read:http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/03/setelah-340-hari-di-luar-angkasa-scott-kelly-mendarat-di-bumi) dan juga beredar kabar bahwa akan ada seorang astronot dari Indonesia yang bernama Rizman Adhi Nugraha yang akan melakukan perjalanan ke luar angkasa. Jika rencana ini terlaksana, maka ia akan menjadi astronot Indonesia pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.



Sumber referensi:

Mengapa pada saat Mendung Udara di Sekitar Kita menjadi Terasa Lebih Panas?

(Tugas Softskill ke-4)

https://pixabay.com/id/photos/langit%20mendung/


Beberapa saat sebelum hujan biasanya kita merasa udara disekeliling kita terasa lebih panas. Hal ini dapat terjadi karena kelembaban udara disekitar kita menurun. Kelembaban udara berasosiasi dengan banyaknya uap air di udara. Jika kita merasa udara di sekitar kita lebih panas, berarti uap air di sekitar kita berkurang. Ini terjadi karena adanya ekspansi adiabatis dimana uap air bergerak lebih cepat ke atmosfer.

Ekspansi adibatis merupakan fenomena fisis yang melukiskan pergerakan massa udara secara vertikal. Hal ini ini terjadi karena suhu massa udara di permukaan lebih panas dari lingkungannya. Karena lebih panas maka massa jenisnya menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak naik.

Pada kondisi ketika uap air mengembun menjadi titik-titik air dalam awan, pada saat itu tengah terjadi proses pelepasan panas laten. Panas laten merupakan panas yang dikandung uap air pada saat terjadinya penguapan di permukaan bumi yang akan menaikkan suhu udara sekitar. Dan selanjutnya jika proses fisis di dalam awan tidak mengalami gangguan, maka akan terjadi peristiwa hujan.

Selasa, 14 Juni 2016

Efek Rumah Kaca

(Tugas Softskill ke-4)

A. Pengertian Efek Rumah Kaca


   Bumi kita dipadati oleh penduduk yang jumlahnya dalam tiap tahun meningkat. Seiring meningkatnya jumlah penduduk tersebut, bumi perlahan mengalami perubahan yang mengakibatkan terjadinya gejala-gejala alam dan berdampak bagi aktivitas manusia. Salah satu gejala alam tersebut adalah gejala rumah kaca. Menurut Joseph Fourier, seorang ahli matematikawan dan fisikawan Prancis, gejala rumah kaca, atau yang biasa kita kenal dengan efek rumah kaca merupakan proses pemanasan dari permukaan suatu benda langit yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya. Dari pemanasan permukaan benda langit tersebut terbentuklah gas-gas rumah kaca yang berasal langsung dari alam dan gas-gas rumah kaca yang terbentuk dari aktivitas manusia. Gas rumah kaca dari alam dan dianggap paling banyak adalah gas alam yang berasal dari peristiwa penguapan air laut, danau serta sungai. Contoh gas rumah kaca lainnya, yaitu karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida.

B. Proses terjadinya Efek Rumah Kaca

    Efek rumah kaca menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan. Hal ini dapat terjadi dapat terjadi karena proses berikut:
http://fisikazone.com/efek-rumah-kaca-pada-atmosfer/

Awalnya matahari memancarkan sinarnya dala bentuk radiasi utraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi dan akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Sinar matahari masuk ke bumi sebagai panas, yang sebagian dari panas tersebut dipantulkan kembali ke angkasa (oleh permukaan bumi yang berwarna terang, seperti tumpukan salju, awan, dan lain sebagainya), sedangkan sebagiannya lagi akan diserap oleh permukaan bumi yang berwarna gelap maupun oleh gas-gas rumah kaca yang terkandung dalam atmosfer. 

Gas-gas rumah kaca ini bertindak seperti layaknya benda hitam yang dapat memantulkan kembali cahaya dan mengubahnya menjadi unsur yang panas. Semakin banyak kandungan gas rumah kaca, semakin besar pula panas yang akan dilepaskan yang kemudian akan menyebabkan naiknya suhu bumi.

Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer. Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Secara sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca dimulai saat panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.


C. Akibat dari terjadinya Efek Rumah Kaca

Dampak yang terjadi akibat efek rumah kaca sangatlah besar. Berikut adalah akibat dari terjadinya efek rumah kaca:

1. Suhu bumi semakin meningkat.
2. Banyak penyakit yang menular melalui udara.
3. Memungkinkan terbentuknya jenis virus baru.
4. Perubahan musim yang tidak menentu.
5. Hasil pertanian di Indonesia semakin menurun karena sering mengalami kekeringan.
6. Gunung es di kutub utara dan selatan mencair.
7. Menyebabkan terjadinya banjir di wilayah negara tertentu.
8. Menyebabkan kekeringan seperti angin panas di daerah tertentu (tahun 2015 di India).
9. Hewan di alam liar banyak mengalami kematian sehingga mengakibatkan kepunahan karena sulit beradaptasi dengan lingkungan.
10. Gizi buruk pada negara yang mengalami kekeringan.
11. Sering terjadi kebakaran hutan seperti yang sering terjadi di Pulau Sumatra.


Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca