Minggu, 25 September 2016

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL V


Nama Mahasiswa        : Fransiska P. A.
NPM                             : 12515773
Tanggal Pemeriksaan: 20 April 2016

Nama Asisten: Siti Nabila
Paraf Asisten :
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

1.
Percobaan
:
Indera Peraba

Nama Percobaan
:
Perasaan pada Kulit

Nama Subjek Percobaan
:
Fransiska Pingky Arianti

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin, dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.

b.   Dasar Teori
:
Kulit merupakan satu dari lima indra yang dimiliki oleh manusia. Indra peraba ini mempunyai reseptor khusus untuk masing-masing merasakan sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1.       Epidermis      :      bagian terluar
2.       Dermis           :      terdapat kelenjar dan                               saluran keringat, bulbus                               rambut, folikel rambut dan                               akar rambut;    kelenjar                               sebaseus.
3.      Subcutaneous :      pembuluh darah; saraf                               cutaneous, jaringan otot. 
Reseptor kulit dan hamparan impuls di saraf perifer. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir. Kulit berfungsi sebagai berikut:
1.      Mekanoreseptor    à berkaitan dengan indera raba, tekanan getaran, dan kenestesi (gerak).
2.      Thermoreseptor     à berkaitan dengan penginderaan yang mendekteksi panas dan dingin.
3.      Kemoreseptor        à Peka terhadap perubahan kimiawi.
4.      Osmoreseptor        à Peka terhdap perubahan tekanan osmotik.


c.    Alat yang Digunakan
:
Tiga buah baskom plastik serta beberapa macam cairan atau larutan (air, alkohol 70%, dan aseton)

d.   Jalannya Percobaan
:
1.1. Cara Kerja Tiga Baskom Plastik
Dihadapan praktikan telah tersedia tiga buah baskom yaitu baskom A, B, dan C, dimana baskom-baskom tersebut berisikan air dengan suhu yang berbeda-beda. Baskom A yang berada di sebelah kiri praktikan berisi air dingin, baskom B yang berada disebelah kanan praktikan berisi air hangat, dan maskom C yang berisikan air dengan suhu normal berada diantara keduanya. Kemudian praktikan diminta untuk meletakan tangan kiri pada baskom A, sedangkan tangan kanan pada baskom B. Setelah beberapa detik kemudian, praktikan diharuskan mengangkat kedua tangannya dari baskom A dan B kemudian memindahkannya ke dalam baskom C yang memiliki suhu air normal, lalu praktikan diminta untuk menganalisis rasa yang dirasakan oleh tangan setelah dicelupkan ke dalam baskom C.
1.2. Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
Asisten laboratorium meneteskan air, alkohol 70% dan aseton di bagian punggung tangan praktikan secara bergantian, kemudian praktikan diminta untuk menganalisis rasa yang dirasakan ketika secara bergantian air, alkohol, dan aseton diteteskan di punggung tangan (kemudian di tiup)  praktikan.

e.    Hasil Percobaan
:
1.1. Cara Kerja Tiga Baskom Plastik
Pada saat tangan kiri praktikan dimasukkan ke dalam baskom A, tangan merasakan rasa dingin. Ketika tangan kanan praktikan dimasukkan ke dalam baskom B, tangan merasakan rasa hangat. Sedangkan, ketika tangan kanan dan kiri secara bersamaan dipindahkan ke dalam baskom C, tangan kiri dan kanan merasakan rasa yang sebaliknya, yaitu tangan kanan merasakan rasa dingin dan tangan kiri merasakan rasa hangat.
1.2. Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
Aseton terasa lebih dingin dari air dan alkohol 70%.
Hasil Sebenarnya:
1.1. Cara Kerja Tiga Baskom Plastik
a)  Biasanya setelah dimasukkan ke dalam baskom C, tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat.
b) Kulit sebagai thermoreseptor à mendeteksi panas dan dingin.
c)     Tangan kanan terasa dingin karena adanya pengurangan kalor à dari panas ke hangat.
d)     Tangan kiri terasa dingin karena adanya penambahan kalor à dari dingin ke hangat.
1.2.Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
a)       Air terasa lebih dingin ketika diteteskan di tangan dibandingkan ketika sudah ditiup.
b)        Alkohol lebih dingin dari air.
c)        Aseton lebih dingin dari alkohol.
d)  Adanya reseptor dingin pada kulit à reseptor End Krause.
e)    Alkohol memiliki titik didih yang rendah sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap selama proses penguapan alkohol memerlukan kalor yang diambil dari tubuh, maka kulit akan terasa dingin.

f. Kesimpulan
:
Indra peraba adalah indera yang sederhana dan umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir. Kulit berfungsi sebagai mekanoreseptor, thermoreseptor, kemoreseptor, osmoreseptor.

g. Daftar Pustaka     
:
Puspitawati, I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC.
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II. Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan


2.
Percobaan
:
Indera Peraba

Nama Percobaan
:
Lokalisasi Taktil

Nama Subjek Percobaan
:
Fransiska Pingky Arianti

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Memahami serta mengetahui kepekaan saraf peraba dengan melokalisir tempat; serta mengetahui kepekaan TPL (Two Point Localization).

b.   Dasar Teori
:
Organon taktus adalah alat yag berkaitan dengan indra peraba. Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2 - 4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30 -  40mm dapat dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas dan jepitan rambut.
Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spina, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.

c.    Alat yang Digunakan
:
Penutup mata, spidol berwarna merah dan biru, dan penggaris

d.   Jalannya Percobaan
:
Praktikan diminta untuk menutup matanya. Lalu asisten laboratorium akan menyentuh bagian punggung tangan praktikan dengan spidol. Kemudian praktikan diminta untuk menandai bagian yang disentuh oleh asisten laboratorium dengan menggunakan spidol. Terakhir, asisten laboratorium akan mengukur jarak antara bagian punggung tangan yang disentuh oleh asisten laboratorium dan bagian yang ditandai oleh praktikan sendiri.

e.    Hasil Percobaan
:
Praktikan berhasil menentukan dua titik sentuh dengan jarak sebagai berikut:
Jarak percobaan I        = 2,8cm
Jarak percobaan II      = 1,5cm
Hasil Sebenarnya:
1.    Jika jarak kurang dari 5cm à saraf peraba baik.
2.    Bila jarak lebih dari 5cm à saraf peraba kurang baik.
3.    TPL (Two Point Localization) à lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, ujung jari, telinga, dan lain-lain.
4.    Jarak yang asisten tusuk dengan yang praktikan dapat à tergantung waktu.

f. Kesimpulan
:
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor yang berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak.

g. Daftar Pustaka     
:
Puspitawati, I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC.
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II. Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan


3.
Percobaan
:
Indera Peraba

Nama Percobaan
:
Daya Membedakan Sifat Benda

Nama Subjek Percobaan
:
Fransiska Pingky Arianti

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran benda; serta bentuk-bentuk benda (Sterognostik).

b.   Dasar Teori
:
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil
halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. Perasaan taktil ada dua macam:
1.    Perasaan Taktil Yang Halus
Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi     dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2.      Perasaan Taktil Kasar

Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu-satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
a)      Sensai raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil  didalam kulit atau didalam jaringan tepat dibawah lutut
b)      Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam.
c)      Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan

c.    Alat yang Digunakan
:
Saputangan besar, kain dengan berbagai macam tekstur (dari yang halus sampai yang kasar), serta berbagai macam bentuk balok.

d.   Jalannya Percobaan
:
3.1.  Cara Kerja Kekasaran Permukaan
Praktikan diminta untuk menutup matanya. Kemudian dihadapan praktikan sudah tersedia kain dengan berbagai macam tekstur. Praktikan diminta untuk meraba dan mengurutkan kain dari kain yang bertekstur halus hingga kain bertekstur kasar.
3.2.  Cara Kerja Berbagai Bentuk
Praktikan diminta untuk menutup matanya. Kemudian dihadapan praktikan sudah tersedia balok dengan berbagai macam bentuk. Praktikan diminta untuk meraba dan menyebutkan bentuk balok yang sedang dipegang.

e.    Hasil Percobaan
:
3.1. Cara Kerja Kekasaran Permukaan
Praktikan berhasil mengurutkan kain (halus-kasar) dengan urutan sebagai berikut:
Putih – hijau – ungu – hitam.
3.3.  Cara Kerja Berbagai Bentuk
Praktikan berhasil menebak 2 macam bentuk balok dari total 5 macam bentuk balok.
Hasil Sebenarnya:
3.1. Cara Kerja Kekasaran Permukaan
Kain dengan urutan dari halus ke kasar yang benar adalah kain dengan warna sebagai berikut:
Hijau – putih – ungu – hitam.

f.     Kesimpulan
:
Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil
halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.

g.    Daftar Pustaka    
:
Puspitawati, I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Seksi Laboratorium Psikologi Faal. (2001). Petunjuk Praktikum Psikologi Faal. Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
Plotnik.R. (2005:127). Introductio to psychology 7th edition. Australia: Thomson & Wodsworth.
Soewolo, dkk. (1999). Fisiologi Manusia. Malang: JICA


4.
Percobaan
:
Indera Peraba

Nama Percobaan
:
Gerak Refleks

Nama Subjek Percobaan
:
Fransiska Pingky Arianti

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk mengetahui adanya gerakan-gerakan refleks pada otot.

b.   Dasar Teori
:
Gerakan refleks merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerakan ini terjadi dengan tiba–tiba tanpa bisa dicegah. Sistem saraf tak sadar (otonom) merupakan gabungan dari sensorok dan motorik. Sistem saraf terbagi menjadi dua:
1.      Sistem saraf sadar
Adalah sistem saraf yang mengatur dan  mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain. Otak dam sumsum tulang belakang merupakan bagian dari saraf pusat. Selain saraf pusat terdapat pula saraf tepi, saraf tepi berada diluar sistem saraf pusat. Atrinya saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu, seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah, dan lain-lain.
2.      Saraf tepi
·     Susunan saraf simpatis/thoracolumbar. Berpangkal pada medula spinalis di daerah leher dan daerah pinggang
· Susunan saraf parasimpatis/ cranio sacral. Berapangkal pada medula oblongata dan ada juga di sacrum.
Fungsi sistem saraf terdiri atas:
·         Pusat koordinasi segala aktifitas tubuh
·         Pusat kesadaran, memori, dan intelegensi
·    Pusat Higher Mental Procces, yaitu reasoning (penalaran, berfikir, dan pengambilan keputusan)
Skema gerak refleks:
Reseptor/ stimulus à saraf sensorik à tali spinal à interneuron à saraf motorik à aksi/ efektor.

c.    Alat yang Digunakan
:
Sebuah martil refleks dengan bagian depan terbuat dari karet.

d.   Jalannya Percobaan
:
Pratikan diminta untuk duduk diatas meja lalu asisten laboratorium membenturkan martil refleks pada lutut pratikan hingga terjadi reaksi pada lutut praktikan.

e.    Hasil Percobaan
:
Praktikan merasakan rasa nyeri pada lututnya dan tanpa disengaja lutut praktikan mengalami reaksi berupa gerakan setelah martil refleks dibenturkan pada lutut untuk yang kedua kalinya. Gerakan tersebut dinamakan gerak refleks.
Hasil Sebenarnya:
1.    Lutut yang dipukul dengan martil refleks secara spontan akan bergerak à ada gerak refleks.
2.  Namun, tidak harus bergerak à bisa juga terasa seperti tersetrum.

f.     Kesimpulan
:
Gerakan refleks merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Skema gerak refleks adalah sebagai berikut:
Reseptor/ stimulus à saraf sensorik à tali spinal à interneuron à saraf motorik à aksi/ efektor.

g.    Daftar Pustaka    
:
Plotnik.R. (2005:127). Introductio to psychology             7th edition. Australia: Thomson &             Wodsworth.
Puspitawati, I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Soewolo, dkk. (1999). Fisiologi Manusia. Malang: JICA