|
|
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
1.
|
Percobaan
|
:
|
Indera
Peraba
|
Nama Percobaan
|
:
|
Perasaan
pada Kulit
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Fransiska
Pingky Arianti
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a.
Tujuan
Percobaan
|
:
|
Untuk
mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin, dan panas pada
kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.
|
|
b.
Dasar
Teori
|
:
|
Kulit merupakan satu dari lima indra yang dimiliki oleh manusia.
Indra peraba ini mempunyai reseptor khusus untuk masing-masing merasakan sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1.
Epidermis : bagian terluar
2.
Dermis : terdapat kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut dan akar rambut; kelenjar sebaseus.
3.
Subcutaneous : pembuluh darah; saraf cutaneous, jaringan otot.
Reseptor kulit dan hamparan impuls di saraf perifer. Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat
peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai
rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan
reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk
ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis
yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas,
ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit
mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada
manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir. Kulit berfungsi
sebagai berikut:
1.
Mekanoreseptor à berkaitan dengan indera raba, tekanan getaran, dan kenestesi (gerak).
2.
Thermoreseptor à berkaitan dengan penginderaan yang mendekteksi panas dan dingin.
3.
Kemoreseptor à Peka terhadap perubahan kimiawi.
4.
Osmoreseptor à Peka terhdap perubahan tekanan osmotik.
|
|
c.
Alat
yang Digunakan
|
:
|
Tiga
buah baskom plastik serta beberapa macam cairan atau larutan (air, alkohol
70%, dan aseton)
|
|
d.
Jalannya
Percobaan
|
:
|
1.1.
Cara Kerja Tiga Baskom Plastik
Dihadapan
praktikan telah tersedia tiga buah baskom yaitu baskom A, B, dan C, dimana
baskom-baskom tersebut berisikan air dengan suhu yang berbeda-beda. Baskom A
yang berada di sebelah kiri praktikan berisi air dingin, baskom B yang berada
disebelah kanan praktikan berisi air hangat, dan maskom C yang berisikan air
dengan suhu normal berada diantara keduanya. Kemudian praktikan diminta untuk
meletakan tangan kiri pada baskom A, sedangkan tangan kanan pada baskom B.
Setelah beberapa detik kemudian, praktikan diharuskan mengangkat kedua
tangannya dari baskom A dan B kemudian memindahkannya ke dalam baskom C yang
memiliki suhu air normal, lalu praktikan diminta untuk menganalisis rasa yang
dirasakan oleh tangan setelah dicelupkan ke dalam baskom C.
1.2.
Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
Asisten
laboratorium meneteskan air, alkohol 70% dan aseton di bagian punggung tangan
praktikan secara bergantian, kemudian praktikan diminta untuk menganalisis
rasa yang dirasakan ketika secara bergantian air, alkohol, dan aseton
diteteskan di punggung tangan (kemudian di tiup) praktikan.
|
|
e.
Hasil
Percobaan
|
:
|
1.1.
Cara Kerja Tiga Baskom Plastik
Pada
saat tangan kiri praktikan dimasukkan ke dalam baskom A, tangan merasakan
rasa dingin. Ketika tangan kanan praktikan dimasukkan ke dalam baskom B,
tangan merasakan rasa hangat. Sedangkan, ketika tangan kanan dan kiri secara
bersamaan dipindahkan ke dalam baskom C, tangan kiri dan kanan merasakan rasa
yang sebaliknya, yaitu tangan kanan merasakan rasa dingin dan tangan kiri
merasakan rasa hangat.
1.2.
Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
Aseton
terasa lebih dingin dari air dan alkohol 70%.
Hasil
Sebenarnya:
1.1.
Cara Kerja Tiga Baskom Plastik
a) Biasanya
setelah dimasukkan ke dalam baskom C, tangan kanan terasa dingin dan tangan
kiri terasa hangat.
b) Kulit
sebagai thermoreseptor à
mendeteksi panas dan dingin.
c) Tangan
kanan terasa dingin karena adanya pengurangan kalor à
dari panas ke hangat.
d) Tangan
kiri terasa dingin karena adanya penambahan kalor à
dari dingin ke hangat.
1.2.Cara
Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
a) Air terasa lebih dingin ketika
diteteskan di tangan dibandingkan ketika sudah ditiup.
b)
Alkohol lebih dingin dari air.
c)
Aseton lebih dingin dari alkohol.
d) Adanya
reseptor dingin pada kulit à
reseptor End Krause.
e) Alkohol memiliki titik didih yang
rendah sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap selama
proses penguapan alkohol memerlukan kalor yang diambil dari tubuh, maka kulit
akan terasa dingin.
|
|
f. Kesimpulan
|
:
|
Indra peraba adalah indera yang sederhana dan umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata
rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan
bibir. Kulit berfungsi sebagai mekanoreseptor, thermoreseptor, kemoreseptor, osmoreseptor.
|
|
g. Daftar Pustaka
|
:
|
Puspitawati,
I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Sherwood,
L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC.
Bagian
Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.
Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
|
2.
|
Percobaan
|
:
|
Indera
Peraba
|
Nama Percobaan
|
:
|
Lokalisasi
Taktil
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Fransiska
Pingky Arianti
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a.
Tujuan
Percobaan
|
:
|
Memahami
serta mengetahui kepekaan saraf peraba dengan melokalisir tempat; serta
mengetahui kepekaan TPL (Two Point
Localization).
|
|
b.
Dasar
Teori
|
:
|
Organon
taktus adalah alat yag berkaitan dengan indra peraba. Reseptor taktil adalah
mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan
penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial
aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke
reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda
spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan
kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik adalah
kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung
disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam
kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya
dua titik terpisah 2 - 4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30 - 40mm dapat dibedakan pada dorsum pedis. Tes
dapat menggunakan kompas dan jepitan rambut.
Hampir
semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda
spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di
spina, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan
potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis.
Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang
otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang
lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang
melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah
retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi
melalui serat di sitem anterolateral.
|
|
c.
Alat
yang Digunakan
|
:
|
Penutup
mata, spidol berwarna merah dan biru, dan penggaris
|
|
d.
Jalannya
Percobaan
|
:
|
Praktikan
diminta untuk menutup matanya. Lalu asisten laboratorium akan menyentuh
bagian punggung tangan praktikan dengan spidol. Kemudian praktikan diminta
untuk menandai bagian yang disentuh oleh asisten laboratorium dengan
menggunakan spidol. Terakhir, asisten laboratorium akan mengukur jarak antara
bagian punggung tangan yang disentuh oleh asisten laboratorium dan bagian
yang ditandai oleh praktikan sendiri.
|
|
e.
Hasil
Percobaan
|
:
|
Praktikan berhasil menentukan dua titik sentuh
dengan jarak sebagai berikut:
Jarak percobaan I =
2,8cm
Jarak percobaan II = 1,5cm
Hasil
Sebenarnya:
1. Jika
jarak kurang dari 5cm à saraf peraba baik.
2. Bila
jarak lebih dari 5cm à saraf peraba kurang
baik.
3. TPL
(Two Point Localization) à
lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti hidung, mata, bibir, ujung
jari, telinga, dan lain-lain.
4. Jarak
yang asisten tusuk dengan yang praktikan dapat à
tergantung waktu.
|
|
f. Kesimpulan
|
:
|
Reseptor
taktil adalah mekanoreseptor yang berespons terhadap perubahan bentuk dan
penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial
aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke
reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis
dan otak.
|
|
g. Daftar Pustaka
|
:
|
Puspitawati,
I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Sherwood,
L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC.
Bagian
Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.
Yogyakarta:Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
|
3.
|
Percobaan
|
:
|
Indera
Peraba
|
Nama Percobaan
|
:
|
Daya
Membedakan Sifat Benda
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Fransiska
Pingky Arianti
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a.
Tujuan
Percobaan
|
:
|
Untuk
membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran
benda; serta bentuk-bentuk benda (Sterognostik).
|
|
b.
Dasar
Teori
|
:
|
Kepekaan
kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran
saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Kita dapat
membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah
reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor
tekanan yang digeserkan. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan
taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior,
sedangkan implus taktil
halus
dihantarkan melalui faciculus gracilis
dan faciculus cunneatus. Perasaan
taktil ada dua macam:
1.
Perasaan Taktil Yang Halus
Kepekaan terhadap taktil halus
diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang
sekaligus distimulasi dan masih
dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
2.
Perasaan Taktil Kasar
Implus
taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi
taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan
sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
Satu-satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
a) Sensai
raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil
didalam kulit atau didalam jaringan tepat dibawah lutut
b) Sensasi
tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam.
c) Sensasi
getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat tetapi
menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk
raba dan tekanan
|
|
c.
Alat
yang Digunakan
|
:
|
Saputangan
besar, kain dengan berbagai macam tekstur (dari yang halus sampai yang kasar),
serta berbagai macam bentuk balok.
|
|
d.
Jalannya
Percobaan
|
:
|
3.1. Cara
Kerja Kekasaran Permukaan
Praktikan
diminta untuk menutup matanya. Kemudian dihadapan praktikan sudah tersedia
kain dengan berbagai macam tekstur. Praktikan diminta untuk meraba dan mengurutkan
kain dari kain yang bertekstur halus hingga kain bertekstur kasar.
3.2. Cara
Kerja Berbagai Bentuk
Praktikan
diminta untuk menutup matanya. Kemudian dihadapan praktikan sudah tersedia
balok dengan berbagai macam bentuk. Praktikan diminta untuk meraba dan
menyebutkan bentuk balok yang sedang dipegang.
|
|
e.
Hasil
Percobaan
|
:
|
3.1. Cara Kerja Kekasaran Permukaan
Praktikan berhasil mengurutkan
kain (halus-kasar) dengan urutan sebagai berikut:
Putih – hijau – ungu – hitam.
3.3. Cara
Kerja Berbagai Bentuk
Praktikan
berhasil menebak 2 macam bentuk balok dari total 5 macam bentuk balok.
Hasil
Sebenarnya:
3.1. Cara Kerja Kekasaran Permukaan
Kain dengan urutan dari halus ke
kasar yang benar adalah kain dengan warna sebagai berikut:
Hijau – putih – ungu – hitam.
|
|
f.
Kesimpulan
|
:
|
Perasaan
taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil
halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil
halus
dihantarkan melalui faciculus gracilis
dan faciculus cunneatus.
|
|
g.
Daftar
Pustaka
|
:
|
Puspitawati,
I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Seksi
Laboratorium Psikologi Faal. (2001). Petunjuk
Praktikum Psikologi Faal. Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal
Fakultas Psikologi UGM.
Plotnik.R.
(2005:127). Introductio to psychology
7th edition. Australia: Thomson & Wodsworth.
Soewolo,
dkk. (1999). Fisiologi Manusia.
Malang: JICA
|
4.
|
Percobaan
|
:
|
Indera
Peraba
|
Nama Percobaan
|
:
|
Gerak
Refleks
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Fransiska
Pingky Arianti
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a.
Tujuan
Percobaan
|
:
|
Untuk
mengetahui adanya gerakan-gerakan refleks pada otot.
|
|
b.
Dasar
Teori
|
:
|
Gerakan
refleks merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus.
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerakan
ini terjadi dengan tiba–tiba tanpa bisa dicegah. Sistem saraf tak sadar
(otonom) merupakan gabungan dari sensorok dan motorik. Sistem saraf terbagi
menjadi dua:
1.
Sistem saraf sadar
Adalah sistem saraf yang mengatur
dan mengkoordinasikan semua kegiatan
yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan,
berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain. Otak dam sumsum tulang belakang
merupakan bagian dari saraf pusat. Selain saraf pusat terdapat pula saraf
tepi, saraf tepi berada diluar sistem saraf pusat. Atrinya saraf tepi
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubuh tertentu, seperti kulit, persendian, otot, kelenjar,
saluran darah, dan lain-lain.
2. Saraf
tepi
· Susunan saraf simpatis/thoracolumbar. Berpangkal pada medula spinalis di daerah leher dan
daerah pinggang
· Susunan saraf parasimpatis/ cranio sacral. Berapangkal pada medula oblongata dan ada juga di sacrum.
Fungsi
sistem saraf terdiri atas:
·
Pusat koordinasi segala aktifitas
tubuh
·
Pusat kesadaran, memori, dan
intelegensi
· Pusat Higher Mental Procces, yaitu reasoning
(penalaran, berfikir, dan pengambilan keputusan)
Skema
gerak refleks:
Reseptor/
stimulus à
saraf sensorik à tali spinal à
interneuron à
saraf motorik à aksi/ efektor.
|
|
c.
Alat
yang Digunakan
|
:
|
Sebuah
martil refleks dengan bagian depan terbuat dari karet.
|
|
d.
Jalannya
Percobaan
|
:
|
Pratikan diminta untuk duduk diatas meja lalu
asisten laboratorium membenturkan martil refleks pada lutut pratikan hingga
terjadi reaksi pada lutut praktikan.
|
|
e.
Hasil
Percobaan
|
:
|
Praktikan merasakan rasa nyeri pada lututnya dan
tanpa disengaja lutut praktikan mengalami reaksi berupa gerakan setelah
martil refleks dibenturkan pada lutut untuk yang kedua kalinya. Gerakan
tersebut dinamakan gerak refleks.
Hasil
Sebenarnya:
1. Lutut
yang dipukul dengan martil refleks secara spontan akan bergerak à
ada gerak refleks.
2. Namun,
tidak harus bergerak à bisa juga terasa seperti
tersetrum.
|
|
f.
Kesimpulan
|
:
|
Gerakan
refleks merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu
stimulus. Skema gerak refleks adalah sebagai berikut:
Reseptor/
stimulus à
saraf sensorik à tali spinal à
interneuron à
saraf motorik à aksi/ efektor.
|
|
g.
Daftar
Pustaka
|
:
|
Plotnik.R.
(2005:127). Introductio to psychology 7th edition. Australia:
Thomson & Wodsworth.
Puspitawati,
I. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Soewolo,
dkk. (1999). Fisiologi Manusia.
Malang: JICA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar