Disleksia merupakan suatu
gangguan pada kemampuan membaca dan menulis seseorang. Gangguan ini tidak
berkaitan dengan IQ penderita, karena biasanya penderita memiliki IQ yang
normal. Disleksia lebih disebabkan karena gangguan dalam asosiasi daya ingat
(memori).
Setelah dilakukan berbagai penelitian, disimpulkan
bahwa ada tiga faktor yang menjadi penyebab terjadinya disleksia, yaitu faktor
biologis, kognitif, dan perilaku. Kesulitan membaca yang
disebabkan oleh faktor biologis dikarenakan sebagai akibat dari penyimpangan
fungsi bagian-bagian tertentu dari otak. Diyakini bahwa area-area tertentu dari
otak anak disleksia perkembangan dan kematangan otaknya lebih lambat dibanding
anak-anak normal. Faktor genetik, proses kehamilan yang bermasalah, atau
gangguan kesehatan yang cukup relavan juga di duga menjadi penyebab penderita
mengalami gangguan disleksia. Menurut faktor kognitif, masalah fonologi
dijadikan sebab seseorang mengalami gangguan disleksia. Fonologi adalah
hubungan sistematik antara huruf dengan bunyi. Misalnya, penderita sulit
membedakan ejaan “paku” dengan “palu”, atau keliru memahami kata-kata yang
mempunyai bunyi hampir sama, seperti “lima puluh” dengan “lima belas”.
Kesulitan ini tidak disebabkan oleh masalah pendengaran, namun berkaitan dengan
proses pengolahan input di dalam otak. Sedangkan, dalam faktor perilaku, adanya
gangguan dalam hubungan sosial, stress yang merupakan implikasi dari kesulitan
belajar, serta gangguan motorik diduga menjadi sebab terjadinya gangguan
disleksia.
Penderita disleksia biasanya
memiliki gejala-gejala seperti sebagai berikut:
a.
Membaca
secara terbalik tulisan yang dibaca, seperti “duku” dibaca “kudu”.
b.
Menulis
huruf secara terbalik.
c.
Mengalami
kesulitan menyebutkan kembali informasi yang diberikan secara lisan.
d.
Kualitas
tulisan yang buruk atau karakter tulisan yang tidak jelas.
e.
Memiliki
kemampuan menggambar yang kurang baik.
f.
Mengalami
kesulitan dalam menentukan arah kiri dan kanan.
g.
Sulit
dalam mengikuti perintah secara lisan.
h.
Mengalami
kesulitan mengingat cerita yang baru saja dibaca.
i.
Sangat
lambat dalam membaca karena kesulitan dalam mengenal huruf, mengingat bunyi
huruf dan menggabungkan bunyi huruf menjadi kata yang berarti.
Dari gejala-gejala diatas, ditemukan beberapa metode
pengajaran membaca bagi anak yang mengalami kesulitan belajar, yaitu metode
Fernald, Gillingham, dan Analisis Glass.
Sumber:
1. Jurnal Disleksia Berpengaruh pada Kemampuan Membaca dan Menulis.
2. Jurnal Teori dan Metode Pengajaran pada Anak
Dyslexia.
(http://repository.upy.ac.id/401/1/artikel%20anggun.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar