Selasa, 02 Januari 2018

Tugas Softskill III [4pa12]

Database
  • Era permulaan database

Database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Banyak file perusahaan dapat terintegrasi secara logis. Integrasi logis dari record-record dalam banyak file ini disebut konsep database.

  • Konsep Database
Konsep dasar database adalah kumpulan dari catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah database memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur database: ini dikenal sebagai database model atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah yaitu mewakili semua informasi dalam bentuk tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel.
  • Struktur Database
Macam-macam Struktur Database
1. Struktur Database Hierarkis
Struktur Database Hierarkis (Hierarchical Database Structure), yaitu struktur kelompok data, subkelompok data dan subkelompok yang lebih kecil lagi menyerupai cabang-cabang pohon. Seperti cabang-cabang pohon, untuk pindah dari suatu catatan di suatu cabang kesuatu catatan di cabang lain, system manajemen database harus kembali ketempat asal percabangan itu. Struktur hierarkis memanfaatkan sumber daya computer secara efisien saat sebagian besar catatan dalam database akan digunakan dalam aplikasi.
2. Sruktur Database Jaringan
Struktur database jaringan (network database structure) memungkinkan satu
Catatan tertentu menunjuk pada catatan lain dalam database . Subkomite Database
Task Group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur database jaringan pada
Tahun 1971.
Jaringan memecahkan masalah keharusan untuk kembali ke tempat asal
percabangan database. Secara konseptual, tiap catatan dalam database dapat
memiliki penunjuk ke tiap catatan lain di dalam database.
3. Struktur Database Relational
Struktur system manajemen relational merupakan system yang menyerupai
Table-tabel, dan merupakan format yang dapat dipahami secara cepat oleh
Manajer dan/atau staf professional.
Daftar Terbatas Penjual Sistem Manajemen Database Relational :
1. IBM
2. Informix Software, Inc.
3. Microsoft
4. Oracle Corporation
5. Sybase

  • Keunggulan dan Kelemahan Database
KEUNGGULAN DATABASE DAN DBMS
  1. Independensi data.
  2. Memadukan data dari beberapa file.
  3. Memanggil data dan informasi secara tepat.
  4. Meningkatkan keamanan.

KELEMAHAN DATABASE DAN DBMS
  1. Menggunakan konfiguarsi hardware yang besar.
  2. Memperkerjakan dan menggaji staf DBA yang relatif mahal.
  3. Mengurangi pengulangan data.

  • Management System
Manajemen data adalah bagian dari manajemen sumber daya informasi yang mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa sumber daya informasi yang akurat, mutakhir, aman dari gangguan dan tersedia bagi pemakai. Kegiatan manajemen data mencakup :
• Pengumpulan data. Data yang diperlukan dikumpulkan dan dicatat dalam status formulir yang disebut dokumen sumber (source document) yang berfungsi sebagai input bagi sistem.
• Integritas dan pengujian. Data tersebut diperiksa untuk menyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan suatu peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
• Penyimpanan. Data disimpan pada suatu medium seperti pita magnetik atau piringan magnetik.
• Pemeliharaan. Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan dihapus agar sumber daya tetap mutakhir.
• Keamanan. Data dijaga untuk mencegah penghancuran, kerusakan, atau penyalahgunaan.
• Organisasi. Data disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
• Pengambilan. Data tersedia bagi pemakai
  • Peranan Database dan DBMS dalam Memecahkan Masalah Psikologi
Dalam kegiatan wawancara, database sangat membantu dalam menganalisis hasil dari wawancara itu sendiri sehingga data dapat dipahami dengan cara yang lebih efisien.

No.
Perihal
Keterangan
1.
Judul Penelitian
Motivasi Kerja Pengemudi Ojek Online yang Berperan Menjadi Kepala Keluarga.

2.
Rumusan Masalah
 Mendiagnosis gambaran motivasi kerja pada seorang pengemudi ojek online yang berperan sebagai kepala keluarga, serta mengetahui ciri-ciri dan faktor-faktor yang menyebabkan motivasi kerja pada seorang pengemudi ojek online yang berperan sebagai kepala keluarga.

3.
Landasan Teori
·         Ciri motivasi kerja menurut : Hasibuan (1994)
·         Faktor yang empengaruhi motivasi kerja menurut : Afandi 2016)

4.
Tahapan dalam Wawancara
·         Tahap pertama : Jumat, 14 April 2017
·         Tahap kedua : Sabtu, 15 April 2017
·         Tahap ketiga : Minggu, 16 April 2017

5.
Variabel yang di angkat
Motivasi Kerja

6.
Subjek
Driver gojek

7.
Kesimpulan
Motivasi kerja subjek berasal dari eksternal dan internal. Faktor yang mempengaruhi ialah faktor KEBUTUHAN HIDUP

























https://yunizainisyah.wordpress.com/tugas/sistem-informasi-manajemen-1/database/
http://linkblog-ku.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-dan-konsep-dasar-database.html
http://bangkit-kurniawan.blogspot.co.id/2012/12/struktur-database.html
https://nugwal.wordpress.com/database-dan-sistem-manajemen-database/


Minggu, 31 Desember 2017

Tugas Softskill III [KELAS 3PA05]

Kurikulum Berdiferensiasi untuk Anak Berbakat

Kurikulum berdiferensiasi adalah kurikulum yang dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. (Semiawan, 1992 dalam Hawadi 2002). Kurikulum berdiferensiasi sangat penting ditekankan untuk anak berbakat. 

Kurikulum ini memiliki tiga level kurikulum yaitu:
1.       Prescribed Curriculum and Instruction
Level pertama, prescribed curriculum and instruction adalah kurikulum yang dikembangkan oleh standard lokal dan tidak menyediakan kesempatan untuk strategi belajar yang cocok untuk siswa berbakat.
2.      Teacher-Differentiated Curriculum
Pada level kedua, teacher-differentiated curriculum, guru memodifikasi kurikulum yang telah ada menjadi kurikulum yang menarik dan menantang untuk siswa berbakat. Disini, murid tidak hanya dipandang sebagai seorang ‘murid’ saja, tetapi murid adalah pembelajar aktif.
3.       Learner-Differentiated Curriculum.
Level ketiga, learner-differentiated curriculum, adalah level tertinggi dimana murid berbakat dianggap sebagai “producers of knowledge”, bukan hanya “consumers of knowledge”. Level ini mendukung perkembangan self-discovery, self-esteem, kreativitas, dan otonomi. Selain perkembangan kognitif, pada level ini jug mengembangkan faktor sosial dan emosional murid. (George Betts, 2004:190-191).

Dalam kurikulum berdiferensiasi ini, guru menggunakan beberapa kegiatan, yaitu:

a.         Beragam cara agar siswa dapat mengeksplorasi kurikulum.

     Dalam kaitan dengan pem-belajaran berdiferensiasi, maka para siswa memiliki kebebasan yang luas untuk mengeksplor kurikulum yang dibutuhkan dan sesuai dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Mereka akan memilih dan memilah kurikulum (muatan lokal) yang sesuai dengan kondisinya.

b.   Beragam kegiatan atau proses yang masuk akal sehingga siswa dapat mengerti dan memiliki informasi dan ide.

       Proses belajar mengajar harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, menge-lola, menggunakan dan meng-komunikasikan informasi yang di-perlukan. Siswa harus terlibat secara aktif dalam proses tersebut baik secara individual ataupun kelompok. Keaktifan itu dapat terlihat dari (Suryosubroto, 1996:72) : (1) berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan; (2) mempelajari, memahami, dan
menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan; (3) merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya; (4) belajar dalam kelompok; (5) mencob akan sendiri konsep-konsep tertentu; (6) meng-komunikasikan hasil pikiran, pe-nemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan.

c.   Beragam pilihan dimana siswa dapat mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari.

     Proses pembelajaran ber-diferensiasi harus memberikan ruang yang luas kepada anak didik untuk mendemostrasikan apa- apa yang telah mereka pelajari. Hal ini sangat bermanfaat untuk: Pertama, anak didik belajar menyampaikan atau mengkomunikasikan temuan dan informasi yang dimilikinya; Kedua, anak didik belajar mengapresiasi kar-ya atau infomasi yang disampaikan orang lain (teman); Ketiga, anak didik belajar untuk mendapat masukan, kritikan dan sanggahan terhadap penemuan atau informasi yang disampikan kepada orang lain. (Tomlison, 1995)

              
Pengajaran berdiferensiasi memiliki 4 (empat) karakteristik umum, yaitu:

a.       Pengajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi pelajaran.
    Dalam proses pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran harus berfokus pada konsep atau pokok materi pelajaran sehingga semua siswa dapat mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan ajar. Siswa yang agak lambat (struggling learners) bisa memahami dan menggunakan ide- ide dari konsep-konsep yang diajarkan. Sedangkan bagi para siswa berbakat memperluas pemahaman dan aplikasi konsep pokok tersebut.

b.      Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi ke dalam kurikulum.
    Kesiapan dan perkembangan belajar siswa harus dievaluasi untuk dijadikan sebagai dasar keputusan penentuan materi serta strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Kapasitas belajar seseorang berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, tidak semua siswa memerlukan satu kegiatan atau bagian tertentu dari proses pembelajaran secara sama. Guru perlu terus menerus mengevaluasi kesiapan dan minat siswa dengan memberikan dukungan bila siswa membutuhkan interaksi dan bimbingan tambahan, serta memperluas eksplorasi siswa terutama bagi mereka yang sudah siap untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menantang.

c.       Ada pengelompokan siswa secara fleksibel.
      Dalam pengajaran berdiferen-siasi, siswa berbakat sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, belajar berpasangan maupun belajar dalam kelompok. Oleh karena itu, pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebas-an untuk memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu,
sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi belajar-mengajar berdasarkan kecepatan siswa adalah pengajaran modul.

d.      Siswa menjadi penjelajah aktif (active explorer).
    Prinsip belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn ). Artinya, dikelas target pembelajaran bukan sekadar penguasaan materi, melainkan siswa harus belajar juga bagaimana belajar (secara mandiri) untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa telah di biasakan untuk berpikir mandiri, berani berpendapat, dan berani bereksperimen, sehingga siswa tidak merasa terkekang dan potensi kreativitasnya dapat tumbuh dengan sempurna. Tugas guru adalah membimbing eksplorasi tersebut, karena beragam kegiatan dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, guru akan berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser informasi. (Mukti dan Sayekti, 2003:37)


Sumber referensi:
https://books.google.co.id/books?id=MGrN2AhZX0AC&pg=PA1990&dq=kurikulum+berdiferensiasi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjr9euU5rXYAhVBPo8KHVaFDk4Q6AEILTAB#v=onepage&q=kurikulum%20berdiferensiasi%20adalah&f=false
http://bamz616aulia.blogspot.co.id/2013/01/kurikulum-berdiferensiasi-untuk-anak.html
 

Selasa, 14 November 2017

SIBC TUGAS SOFTSKILL II - [4PA12]

TUGAS SOFTSKILL II [Kelas 4PA12]

Sistem Informasi Berbasis Komputer
(CBIS)


          CBIS adalah suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. "Berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer mempunyai penting dalam sebuah sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. 
          Untuk mencapai suatu sistem yang memiliki kemampuan berbasis komputer ini tentunya sistem informasi telah melalui berbagai evolusi. Evolusi sistem informasi berbasis komputer tersebut terbagi ke dalam 4 hal, yaitu:
  1. Fokus pada data.
  2. Fokus pada pendukung keputusan
  3. Fokus pada informasi
  4. Fokus pada komunikasi
  5. Fokus pada konsultasi
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

  • Fokus awal pada Data (electronic data processing – EDP)

Didukung dengan munculnya punched card dan keydriven bookkeeping machines, dan perusahaan umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajernya. Aplikasi yang digunakan sistem informasi akuntasi (SIA).
  • Fokus baru pada Informasi (management information sistem – MIS)
Seiring dengan diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan pemrosesannya lebih banyak. Hal tersebut diorientasikan untuk kosep penggunaan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM), yang berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan informasi manajemen.

  • Fokus Revisi pada Pengambilan Keputusan (Decision support sistem – DSS)
Merupakan hal yang berbeda dengan konsep SIM. DSS adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan serta diambil keputusannya oleh manajer.


  • Fokus sekarang pada Komunikasi (office automation – AO)
OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas di antara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik. OA telah berkembang meliputiberagam aplikasi seperti konferensi jarak jauh (teleconference), voice mail, e-mail (surat elektronik), electronic calendaring, facsimile transmission, dan desktop publishing. Istilah lainnya dalam menggunakan semua aplikasi AO tersebut dinamakan dengan kantor virtual (virtual office).
  • Fokus potensial pada Konsultasi (artificial intelligence/expert sistem – AI/ES)
Ide dasar AI adalah komputer dapat deprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia. Sistem pakar adalah suatu sistem yang berfungsi sebagaiseorang spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang menggambarkan segala macam sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah dinamakan dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-bases systems).



sumber referensi:

Minggu, 12 November 2017

TUGAS SOFTSKILL II [KELAS 3PA05]

Anak Berbakat


        Anak berbakat (Depdiknas, 2001b) ialah mereka yang mempunyai taraf intelegensi atau IQ diatas 140, atau mereka yang oleh psikolog dan/atau guru diidentifikasikan sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi yang memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik serta kreativitas yang memadai.
        Menurut pengertian di atas, beberapa sekolah kemudian mengadakan program khusus bagi anak anak berbakat, seperti program percepatan belajar. Namun, anak berbakat tidaklah hanya dalam pengertian yang demikian. Menurut United States Office of Education (1997), anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasikan oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional memiliki kemampuan luar biasa, mampu berprestasi tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang diferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah reguler agar dapat merealisasikan kontribusi dirinya maupun masyarakat.
          Untuk lebih memahami apa itu anak berbakat, berikut adalah ciri-ciri dari anak berbakat itu sendiri (Balitbangditbud, 1986 dalam Hawadi 2002) :
  1. Membaca pada usia lebih muda
  2. Rasa ingin tahu yang kuat
  3. Minat luas dan banyak kegemaran
  4. Dapat bekerja sendiri
  5. Pengamatan yang tajam
  6. Senang mencoba hal-hal baru
  7. Berpikir kritis
  8. Daya imajinasi yang kuat
  9. Tidak cepat puas dengan prestasinya
  10. Senang memecahkan masalah
  11. Daya abstraksi yang tinggi
  12. Kreatif dan original dalam gagasan
  13. Ingatan yang baik
  14. Perbendaharaan kata
  15. Perilaku terarah pada tujuan
          Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.

  1. High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
  2. Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
  3. Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.
        Kemudian Barbie dan Renzulli (1975) menyimpulkan implikasi bagi guru mengenai anak berbakat ke dalam poin berikut:
  • Guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
  • Guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
  • Guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak
  • Guru memberikan tantangan daripada tekanan
  • Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
  • Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
  • Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.



Sumber:
Semiun, Y. OFM. 2010. Kesehatan Mental 2. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Reni, Prof. Dr. A. 2010. Menguatkan Bakat Anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Minggu, 08 Oktober 2017

TUGAS SOFTSKILL I [KELAS 3PA05]

KREATIVITAS 4P


          Menurut Duane Schulzt dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat dijelaskan bahwa kreatifitas seseorang didasari oleh 4 aspek, yaitu: Person (pribadi), Press (pendorong), Process (proses),  dan Product (produk). Berikut adalah ulasan dari keempat aspek tersebut:

1. Person

Kreativitas adalah ungkapan (ekspesi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungan. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif.


2.  Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dari lingkungan, ataupun jika ada dorongan yang kuat dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghaslkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang.

3.   Proses
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberikan kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidikan hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang terpenting adalah memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.

4.    Produk         
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong ("press") seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.





Sumber referensi:
Anwar,  S. S.pd.I.,M.Pd.I. 2015. Management of Student Development. Riau: Yayasan Indragiri