Sex dalam Internet
Kehadiran internet sangat menarik perhatian masyarakat khususnya dikalangan remaja. Internet memberikan kemudahan serta sarana yang sangat menarik salah satunya ialah media online. Media online sebagai salah satu sarana media baru yang muncul seiring kemajuan internet. Munculnya media baru ini berpengaruh terhadap perilaku penyimpangan sosial, khususnya terhadap perilaku seksual dan kehamilan di usia remaja.
Cybersex, saat ini telah menjadi sebuah fenomena
seksual yang bertumbuh cukup pesat, terutama di kota-kota besar dimana internet
semakin mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno,
fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet
phone.
Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini
menjadi kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana
seseorang secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat
seksualnya. Secara harfiah, cybersex dapat diartikan sebagai
pemuasan hasrat seksual menggunakan fasilitas internet. Bahkan, fenomena ini
telah merambah dunia bisnis, tentunya untuk meraup keuntungan dari berbagai
jasa yang ditawarkan.
Secara garis besar terdapat 3 kategori cybersex:
- Online
porn: gambar porno, dan cerita-cerita erotis
- Real
time interaction: chatting dimana topik yang
dibicarakan adalah seks, “berhubungan seksual” lewat dunia maya, webcam
sex.
- Multimedia-software:
game erotis, video porno.
Penyebab adiksi/kecanduan cybersex antara
lain:
1. Aksesibilitas
Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan
sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan
sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
2. Isolasi
Cybersex menawarkan kesempatan seseorang untuk
terpisah dari orang lain, dan lebih jauh lagi untuk terperosok lebih jauh lagi
dalam hal fantasi seksualnya tanpa takut tertular penyakit, kehamilan tak
diinginkan, dll.
3. Anonim
Kondisi para pelaku cybersex yang anonim
ini membuatnya lebih kecanduan menggunakan internet sebagai fasilitas pemuas
hasrat seksual. Cybersex menawarkan anonimitas, dimana
pelakunya tidak perlu takut dikenali masyarakat bila mengunjungi prostitusi,
mengunjungisex shop, striptease club, dll. Dan identitas di
dunia maya pun dapat dikaburkan.
4. Terjangkau
Saat ini, fasilitas cybersex sangat
terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitas chatting gratis,
begitu pula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga
banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan
cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan
berisiko tertular penyakit.
5. Fantasi
Cybersex juga menawarkan bagi pelakunya untuk
berfantasi secara bebas dimana mungkin fantasinya itu bertentangan dengan norma
masyarakat. Termasuk didalamnya adalah menentukan kriteria fisik lawan jenis
yang diinginkan, skenario chat sex yang akan dinikmati, dll.
Berikut tanda-tanda seseorang yang telah kecanduan seks
via internet, seperti dilansir dari onlymyhealth, antara lain:
- Menghabiskan
waktu berjam-jam untuk melihat hal-hal yang berbau porno di internet,
seperti video atau foto-foto porno.
- Orang
kecanduan seks via internet selalu melibatkan diri dalam obrolan seks
online. Hal ini merupakan cara untuk menikmati fantasi seksual sehingga
melupakan aktivitas lainnya karena terlaru larut obrolannya.
- Akan
berperilaku menjengkelkan jika tidak dapat mengakses internet. Bagi
orang yang sudah kecanduan seks via internet tidak akan bersikap normal
jika tidak menyalurkan keinginan seksualnya dengan berselancar di dunia
maya.
- Orang
yang telah kecanduan seks via internet akan merasa berkurangnya
keintiman seksual dan kesenangan dalam kehidupan nyata. Orang tersebut
akan membandingkan kehidupan nyata dengan kehidupan seks virtual yang
membuatnya lebih puas.
- Selalu
berfantasi tentang seks.
- Bersikap
defensif ketika orang lain memberitahu bahwa dirinya telah menghabiskan
waktu berjam-jam di internet. Orang yang telah kecanduan seks via internet
selalu takut tertangkap basah oleh orang lain ketika sedang menyalurkan
hasrat seksualnya dan membuatnya bersikap skeptis.
- Selalu
merasa bersalah tetapi tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk
berselancar di dunia maya.
- Rela
menghabiskan banyak uang untuk mengakses situs-situs porno yang
berbayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar